Rabu, 20 Februari 2013
In:
Label
,
Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Orde Lama
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA ORDE LAMA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar,
pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara
Kesatuan.Orde lama adalah sebutan bagi orde pemerintahan sebelum orde baru yang
dianggap tidak melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
yang ditandai dengan diterapkannya Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan
Soekarno. Presiden Soekarno sebagai tokoh sentral orde lama adalah Kepala
Negara dan Kepala Pemerintahan, bahkan ia bertindak sebagai pemimpin besar revolusi
B.Tujuan
Masalah
Dalam penulisan ini di harapkan agar kita mahasiswa
yang merupakan bagian generasi penerus bangsa selanjutnya harus mempelajari dan
mengetahui tentang sejarah / peristiwa- peristiwa yang terjadi pada orde
lama,sehingga kita dapat mengerti tentang sejarah orde lama.
C.Rumusan
Masalah
Bagaimana
sejarah orde lama di indonesia, kekuasaan politik, konfigurasi politik dan
system pemerintahan yang terjadi di Indonesia pada masa Orde lama,dan mengapa
orde lama berakhir,…?
BAB II
PEMBAHASAN
I. SEJARAH ORDE LAMA
Orde Lama berlangsung dari tahun
1945 hingga 1968,Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian
sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
Di saat menggunakan sistem ekonomi
liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer. Presiaden
Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi komando. Karena pada dasarnya Sistem ekonomi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sistem ekonomi ini dilaksanakan secara berkesinambungan
dan berencana untuk mendapatkan kondisi masyarakat yang lebih baik dari
sebelumnya. Pembangunan juga dapat diartikan sebagai proses multidimensional
yang melibatkan perubahan-perubahan besar, baik terhadap struktur ekonomi,
perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi
ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi (Todaro
dalam Sirojuzilam, 2008). Oleh karena itu, pembangunan tersebut harus mampu
mengakomodasi berbagai aspek kehidupan manusia baik material maupun spiritual
dan dilakukan secara merata sehingga dapat dirasakan oleh seluruh kalangan
masyarakat.
II. SISTEM PEMERITAHAN ORDE LAMA
system
pemerintahan yang terjadi pada orde lama diantaranya sebagai berikut :
a.Sistem
Pemerintahan Orde Lama - Akar Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelajaran sejarah juga pasti membahas tentang sistem
pemerintahan orde lama ini. Seolah menggambarkan bagaimana keadaan Indonesia
saat berada pada masa-masa kelam. Saat keadaan politik dan sosial di Indonesia
belum stabil. Pembahasan tentang sistem pemerintahan orde lama ini akan
cukup menarik untuk diikuti.Tahun 1945 adalah tahun paling bersejarah dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Kemerdekaan Indonesia diraih pada tahun itu.
Bebas dari pengaruh penjajah untuk kemudian mulai menata segala sesuatunya
sendiri. Masa-masa itulah yang dikenal dengan istilah orde lama. Tidak salah
jika sistem pemerintahan orde lama disebut-sebut sebagai awal sejarah
pemerintahan bangsa Indonesia.
Pada masa
orde lama inilah, bangsa kita baru memulai menata segala perihal aturan dalam
mengelola negara. Saat
itu, kita baru saja memroklamirkan diri menjadi negara merdeka meskipun belum
bebas seratus persen dari kekuasaan penjajah. Maka, bisa dikatakan bahwa era
pemerintahan orde lama menjadi
cikal bakal pengaturan sistem untuk bangsa Indonesia. Bahwa sistem
pemerintahan orde lama ini adalah akar dari semua sistem pemerintahan yang saat
ini berlaku.
Sietem pemerintahan orde lama adalah sebuah sistem
pemerintahan negara Indonesia yang berlangsung di bawah pimpinan Soekarno.
Penerapan sistem pemerintahan orde lama berlangsung sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945
hingga 1968. Berakhirnya sistem pemerintahan orde lama berganti dengan sistem
pemerintahan orde baru. Penamaan orde baru merupakan nama yang diberikan oleh Soeharto yang berkuasa pada era orde baru. Soekarno sendiri tidak begitu suka dengan sebutan
“orde lama” untuk era kepemimpinannya. Ia lebih suka menyebut eranya dengan
sebutan “orde revolusi”.
Setelah
proklamasi kemerdekaan
dikumandangkan, sejak itulah bangsa Indonesia mulai memasuki babak kehidupan
baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Setelah
perjuangan merebut kemerdekaan, tantangan selanjutnya adalah mengatur negara
ini dengan sistem yang sesuai.Dan sistem pemerintahan orde baru adalah sistem
pertama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.Meskipun sistem pemerintahan
orde lama dianggap banyak melakukan trial and error terhadap sistem
pemerintahan Indonesia.
Namun, pengaruh dari sistem pemerintahan tersebut
sama sekali tidak bisa kita kesampingkan. Hingga akhirnya Indonesia mengalami
perubahan sistem pemerintahahan beberapa kali untuk mencari sistem paling
sesuai. Mencocokkan banyaknya sistem pemerintahan dengan keadaan Indonesia saat
itu benar-benar sulit. Kestabilan di semua lini menjadi hal yang tarus dicari
bahkan hingga kini. Entah itu sistem pemerintahan orde baru apalagi reformasi. Semuanya
seolah belum begitu "menunjukkan giginya". Masih bungkam, atau sama
sekali takpunya gigi?Tokoh dari sistem pemerintahan orde lama yang dimiliki
Indonesia adalah siapa lagi kalau bukan Bung Karno. Dengan segenap pemikiran,
kepintaran, dan kecakapannya, Bung Karno perlahan mulai "membangun badan" negara
ini. Di luar tanggapan masyarakat, apakah beliau berhasil atau tidak.
b.Sistem
Pemerintahan Orde Lama - Indonesia Era Soekarno
Selama pemerintahan Soekarno, pernah diterapkan
beberapa sistem pemerintahan di Indonesia. Indonesia pernah menerapkan sistem
pemerintahan presidensial. Kemudian, sistem pemerintahan presidensial diganti
dengan betuk pemerintahan parlementer. Juga pernah menerapkan sistem
pemerintahan demokrasi liberal yang kemudian
diganti dengan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Semua
sistem tersebut pada dasarnya terangkum dalam istilah sistem pemerintahan
orde lama. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan
Presidensial di Indonesia.
Sistem pemerintahan presidensial merupakan sistem
pemerintahan orde lama yang pertama kali diterapkan Soekarno dalam memimpin
bangsa Indonesia. Namun, sistem ini hanya berjalan kurang lebih selama tiga
bulan. Perubahan sistem presidensial terjadi karena adanya penyimpangan
terhadap UUD 1945. Di
dalam sistem pemerintahan presidensial, kekuasaan negara terfokus kepada
presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Sistem pemerintahan
orde lama ini tidak menggunakan teori pemisahan negara seperti yang ada di
dalam trias politica yang dirancang Montesquieu. Jadi, dalam sistem ini, tidak ada lembaga pemegang
supremasi tertinggi. Presiden dan wakilnya dipilih secara langsung oleh rakyat
yang masa kepemimpinannya ditentukan oleh konstitusi.
c. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Parlementer
di Indonesia
Sistem pemerintahan parlementer juga pernah dianut
Indonesia pada sistem pemerintahan orde lama. Namun, sistem parlementer yang
digunakan masih parlementer semu (quasy parlemenary). Pemerintahan
parlementer lahir atas dasar konstitusi Republik Indonesia Serikat pada 1950.
Sutan Syahrir merupakan perdana menteri pertama
di dalam sistem pemerintahan ini. Sistem
pemerintahan parlementer merupakan sistem pemerintahan orde lama yang
menjadikan posisi parlemen memiliki peranan penting di dalam pemerintahan.
Parlemen mempunyai wewenang untuk mengangkat perdana menteri. Selain itu,
parlemen bisa menjatuhkan pemerintahan dengan cara mengeluarkan mosi tidak
percaya terhadap pemerintahan tersebut.
d. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Demokrasi
di Indonesia
Indonesia, dalam sistem pemerintahan orde lama
pernah menggunakan sistem pemerintahan demokrasi. Namun, sistem pemerintahan demokrasi tersebut juga masih bersifat semu. Ini dikarenakan
jalannya sistem demokrasi tidak sepenuhnya dilakukan. Sistem pemerintahan
demokrasi yang pernah diterapkan adalah sistem pemerintahan demokrasi liberal
dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Sistem pemerintahan demokrasi
didasarkan pada UUD 1950 yang menggantikan konsitusi RIS 1949. Saat itu,
sebenarnya masih menggunakan sistem pemerintahan parlementer kabinet. Namun,
sistem parlementer kabinet itu pun
menggunakan cara demokrasi liberal yang masih semu. Sistem pemerintahan orde
lama tersebut Hal ini bisa dilihat dari beberapa ciri. Misalnya,
pemilihan perdana menteri yang diangkat oleh presiden. Presiden juga mempunyai
wewenang untuk membubarkan lembaga DPR. Kedudukan presiden dan wakilnya tidak dapat diganggu gugat oleh lembaga
pemerintahan mana pun. Jika dilihat seperti itu, sistem pemerintahan orde lama
terkesan otoriter.
Pada 1959 hingga 1966, Soekarno mengenalkan sistem
pemerintahan demokrasi
terpimpin. Kedudukan presiden pada sistem ini makin kuat. Ia memiliki kekuasaan
yang mutlak. Presiden bisa dijadikan alat untuk melenyapkan berbagai
kekuasaan yang dianggap menghalanginya. Kebebasan berpendapat dan kegiatan partai politik sangat
dibatasi. Sistem demokrasi terpimpin ini juga merupakan bagian dari sistem
pemerintahan orde lama. Belajar dari trial and error-nya sistem
pemerintahan masa orde lama harusnya menjadikan Indonesia lebih tahu sistem apa
yang harus diterapkan. Sayangnya, pada masa orde baru pun, banyak sekali
terjadi gejolak karena tidak sesuainya sistem pemerintahan yang diterapkan.
Namun, pada era reformasi ini, kondisi sistem pemerintahan Indonesia
sepertinya makin membaik dengan menggunakan sistem demokrasi Pancasila. Sebuah
sistem yang bagaimanapun lahir dari sistem pemerintahan orde lama yang terjadi
jauh sebelumnya. Semua ini tidak lepas dari proses belajar sejak
diberlakukannya berbagai sistem pemerintahan orde lama. Kita tidak bisa
memungkiri bahwa dari orde lamalah bangsa kita mulai cerdas dan membangun
tatanan pemerintahan yang lebih baik. Baik atau buruknya nilai rasa yang
dimiliki ketika membicarakan sistem pemerintahan orde lama, sistem
pemerintahan tersebut nyatanya ikut mengantarkan Indonesia menjadi sebuah
negara yang mampu berdiri hingga sekarang ini. Tidak dapat dipungkiri jika Soekarno,
bagaimanapun keadaannya, adalah sosok pemikir hebat yang
berani mengambil risiko.
III. PERKEMBANGAN KEKUASAAN POLITIK DI INDONESIA
MASA ORDE LAMA
Sejak proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 bangsa Indonesia masuk dalam suatu babak kehidupan baru sebagai
bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh.Dalam perjalanan sejarahnya bangsa
Indonesia mengalami berbagai perubahan asas, paham, ideologi dan doktrin dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan melalui berbagai hambatan
dan ancaman yang membahayakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan
serta mengisi kemerdekaan.
Wujud berbagai hambatan adalah
disintegrasi dan instabilisasi nasional sejak periode Orde Lama yang berpuncak
pada pemberontakan PKI 30 September 1945 sampai lahirlah Supersemar sebagai
titik balik lahirnya tonggak pemerintahan era Orde Lama yang merupakan koreksi
total terhadap budaya dan sistem politik Orde Lama dimana masih terlihat
kentalnya mekanisme, fungsi dan struktur politik yang tradisional berlandaskan
ideoligi sosialisme komunisme.
Landasan kepemimpinan Soekarno dibangun
atas dasar nasionalisme, Islam dan Marxisme. Nasionalisme yang tumbuh dalam
dirinya telah menanamkan rasa persatuan dan cinta Tanah Air sekaligus
menjadikan dirinya menjadi proklamator dan presiden pertama Indonesia,
sementara ideologi Marxisme yang dikembangkannya membuat dirinya memiliki
hubungan dekat dengan Uni Soviet dan menanamkan jiwa anti hegemoni dan
imperialisme Barat.
Guna menjalankan politik luar
negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno
mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di
antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy
(Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRT).
IV. KONFIGURASI POLITIK ERA ORDE LAMA
Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli
1959 mengeluarkan Dekrit Presiden yang isinya pembubaran konstituante,
diundangkan dengan resmi dalam Lembaran Negara tahun 1959 No. 75, Berita Negara
1959 No. 69 berintikan penetapan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak
berlakunya lagi UUDS 1950, dan pembentukan MPRS dan DPAS. Salah satu dasar
pertimbangan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah gagalnya
konstituante melaksanakan tugasnya.Pada masa ini Soekarno memakai sistem
demokrasi terpimpin. Tindakan Soekarno mengeluarkan Dekrit pada tanggal 5 Juli
1959 dipersoalkan keabsahannya dari sudut yuridis konstitusional, sebab menurut
UUDS 1950 Presiden tidak berwenang “memberlakukan” atau “tidak memberlakukan”
sebuah UUD, seperti yang dilakukan melalui dekrit.
Sistem ini yang mengungkapkan struktur,
fungsi dan mekanisme, yang dilaksanakan ini berdasarkan pada sistem “Trial and
Error” yang perwujudannya senantiasa dipengaruhi bahkan diwarnai oleh berbagai
paham politik yang ada serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang cepat
berkembang. Maka problema dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang berkembang pada waktu itu bukan masalah-masalah yang bersifat
ideologis politik yang penuh dengan norma-norma ideal yang benar, tetapi
masalah-masalah praktis politik yang mengandung realitas-realitas objektif
serta mengandung pula kemungkinan-kemungkinan untuk dipecahkan secara baik,
walaupun secara normatif ideal kurang atau tidak benar. Bahkan kemudian muncul
penamaan sebagai suatu bentuk kualifikasi seperti “Demokrasi Terpimpin” dan
“Demokrasi Pancasila”.
Berbagai “Experiment” tersebut
ternyata menimbulkan keadaan “excessive” (berlebihan) baik dalam bentuk “Ultra
Demokrasi” (berdemokrasi secara berlebihan) seperti yang dialami antara tahun
1950-1959, maupun suatu kediktatoran terselubung (verkapte diktatuur) dengan
menggunakan nama demokrasi yang dikualifikasi (gekwalificeerde democratie).[6]
Sistem “Trial and Error” telah
membuahkan sistem multi ideologi dan multi partai politik yang pada akhirnya
melahirkan multi mayoritas, keadaan ini terus berlangsung hingga pecahnya
pemberontakan DI/TII yang berhaluan theokratisme Islam fundamental (1952-1962)
dan kemudian Pemilu 1955 melahirkan empat partai besar yaitu PNI, NU, Masyumi
dan PKI yang secara perlahan terjadi pergeseran politik ke sistem catur
mayoritas. Kenyataan ini berlangsung selama 10 tahun dan terpaksa harus kita
bayar tingggi berupa:
· Gerakan
separatis pada tahun 1957
· Konflik
ideologi yang tajam yaitu antara Pancasila dan ideologi Islam, sehingga terjadi
kemacetan total di bidang Dewan Konstituante pada tahun 1959.
Oleh karena konflik antara
Pancasila dengan theokratis Islam fundamentalis itu telah mengancam
kelangsungan hidup Negara Pancasila 17 Agustus 1945, maka terjadilah Dekrit
Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dengan tujuan kembali ke UUD 1945 yang
kemudian menjadi dialog Nasional yang seru antara yang Pro dan yang Kontra.
Yang Pro memandang dari kacamata politik, sedangkan yang Kontra dari kacamata
Yuridis Konstitusional. Akhirnya memang masalah Dekrit Presiden tersebut dapat
diselesaikan oleh pemerintah Orde Baru, sehingga Dekrit Presiden 5 Juli 1959
kelak dijadikan salah satu sumber hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Selanjutnya pada perang revolusi yang berlangsung
tahun 1960-1965, yang sebenarnya juga merupakan prolog dari pemberontakan
Gestapu/PKI pada tahun 1965, telah memberikan pelajaran-pelajaran politik yang
sangat berharga walau harus kita bayar dengan biaya tinggi.
Pada masa ini juga terjadi banyak
pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil.Tercatat ada 7
kabinet pada masa ini:
•
1950-1951 - Kabinet Natsir
•
1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
•
1952-1953 - Kabinet Wilopo
•
1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
•
1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
•
1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
•
1957-1959 - Kabinet Djuanda
V. BERAKHIRNYA ORDE LAMA
Setelah turunnya presiden soekarno
dari tumpuk kepresidenan maka berakhirlah orde lama.kepemimpinan disahkan
kepada jendral soeharto mulai memegang kendali.pemerintahan dan menanamkan era
kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi penyelenggaraan sistem pemerintahan
dan kehidupan demokrasi menitipberatkan pada aspek kestabilan politik dalam
rangka menunjang pembangunan nasional.untuk mencapai titik-titik tersebut
dilakukanlah upaya pembenahan sistem keanekaragaman dan format politik yang
pada prinsipnya mempunyai sejumlah sisi yang menonjol.yaitu;
1.adanya konsep difungsi
ABRI
2.pengutamaan golongan karya
3.manifikasi kekuasaan di tangan
eksekutif
4.diteruskannya sistem pengangkatan dalam
lembaga-lembaga pendidikan
pejabat
5.kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan melalui konsep masca mengembang
5.kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan melalui konsep masca mengembang
(flating mass)
6.karal kehidupan pers
Konsep
diafungsiABRI pada masa itu secara inplisit sebelumnya sudah ditempatkan oleh
kepala staf angkatan darat.mayjen A.H.NASUTION tahun 1958 yaitu dengan konsep
jalan tengah prinsipnya menegaskan bahwaperan tentara tidak terbatas pada tugas
profesional militer belaka melainkan juga mempunyai tugas-tugas di bidang
sosial politik dengan konsep seperti inilah dimungkinkan dan bhakan menjadi
semacam KEWAJIBAN JIKALAU MILITER BERPARTISIPASI DI BIDANG POLITIK PENERAPAN ,
konjungsi ini menurut pennafsiran militer dan penguasa orde baru memperoleh
landasan yuridi konstitusional di dalam pasal 2 ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan
majelis permusyawaratan rakyat.
VI.Kelebihan Dan Kelemahan system Pemerintah Orde
Lama :
a.kelebihan :
1.presiden dan menteri selama masa jabatan nya tidak
dapat di jatuhkan DPR
2.pemerintah punya waktu untuk menjalankan
programnya dengan tidak di banyangi krisis cabinet.
3.presiden tidak dapat memberlakukan dan membubarkan
DPR
b. kelemahan :
1.adanya kecenderungan terlalu kuat otoritas dan
konsentrasi kekuasaan di tangan presiden
2.sering terjadinya penggantian para pejabat karena
adanya hak perogatif presiden
3.pengawasan rakyat terhadap pemerintahan kurang
berpengaruh
4.pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik
kurang mendapat perhatian
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem
politik di Indonesia mengalami
perkembangan dari masa ke masa. Sistem pemerintahn presidensial yang
diberlakukan pada sistem pemerintahan negara Indonesia serta demokrasi sebagai
alatnya, di mana esensinya adalah kedaulatan di tangan rakyat, toh masih
terdapat banyak intrik dan skandal di dalamnya. Ada begitu banyak defiasi dan
kebobrokan yang terjadi dalam kekuasaan eksekutif pada negara Indonesia dari
waktu ke waktu.
Masa orde
lama adalah masa dimana bangsa Indonesia mencari jati diri sebagai bangsa yang
berdaulat.Pada masa orde lama banyak terjadi penyimpangan
yang berlawanan dengan pancasila yang menjadi dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Tetapi hal ini bukanlah sebatas
renungan belaka ataupun sebuah sejarah yang pernah kita lewati. Segala hal yang
telah terjadi pada kekuasaan eksekutif pada masa orde lama hendaknya menjadi
pembelajaran politik bagi kekuasaan eksekutif pada era reformasi sekarang ini.
Masyarakat
Indonesia membutuhkan kekuasaan politik yang menjalankan tugas fungsi, dan perannya dengan baik, bukan kekuasaan poltik yang penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Oleh karena itu,
dituntut adanya atensi pada setiap kekuasaan dalam ajaran trias politika untuk
dapat menjalankan checks and balances sebagaimana
mestinya, sehingga dari waktu ke waktu kekuasaan poltik di Indonesia dapat beradaptasi dengan perubahan zaman yang semakin
modern, menjaga relevansinnya dengan kehidupan modern, sertra mengadakan
transformasi politik ke arah yang lebih baik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Get this widget!
Kamu adalah pengunjung ke
free music at divine-music.info
1 komentar:
hahaha,,,,,gk bisa di copas.... caranya : pd Browser mozilla klik File>Save page as>save...... tinggal open with notepad.... sorry yah udah nyedot file nya,,,,,,thanksss.... '_'
pissss
Posting Komentar